Marcel Thee: Sang Guru

Pada tahun 2010, saya pertama kali berkenalan dengan karya Marcel Thee melalui album "Manimal" dari bandnya, Sajama Cut. Album ini menjadi pintu gerbang saya untuk mengenal lebih dalam dunia musik yang diciptakan oleh Marcel Thee, dan sejak saat itu, kekaguman saya terhadapnya terus bertumbuh.

"Manimal" adalah sebuah karya luar biasa yang berhasil menangkap perhatian saya sejak awal. Kemegahan musiknya, lirik yang keren, dan pengemasan album yang apik membuat saya langsung jatuh hati. Pengalaman mendengarkan "Manimal" menjadi momen penting yang membuka mata saya terhadap potensi luar biasa dari musik arus pinggir Indonesia. Kejeniusan Marcel Thee dalam menciptakan komposisi yang kaya dan orisinal membuat saya tidak hanya mengagumi karyanya, tetapi juga sosoknya sebagai musisi yang visioner dan tiada duanya.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai mengoleksi berbagai rilisan Sajama Cut dalam berbagai format, mulai dari kaset, CD, hingga piringan hitam. Setiap rilisannya selalu menghadirkan sesuatu yang baru dan menarik, memperlihatkan dedikasi dan eksplorasi Marcel Thee dalam berkarya. Bagi saya, tidak ada satu pun karyanya yang kurang memuaskan; semuanya menunjukkan kualitas yang tinggi, detail, terkonsep, impresif dan inovatif.

Selain Sajama Cut, saya juga mengikuti berbagai proyek musik lainnya dari Marcel Thee. Album solonya dan proyek-proyek seperti The Knife Club menambah warna dalam koleksi musik saya. Keberagaman genre dan pendekatan dalam setiap proyeknya menunjukkan betapa luas wawasan dan kreativitas Marcel Thee. Dari musik yang lebih eksperimental hingga yang lebih introspektif, setiap karya Marcel Thee selalu berhasil menyentuh dan menginspirasi saya.

Pengaruh Marcel Thee tidak hanya berhenti pada kekaguman terhadap musiknya. Gara-gara Marcel Thee, saya terdorong untuk mencoba membuat musik sendiri. Saya mencoba mengembangkan musik ghost folk dan merekamnya dengan peralatan sederhana di rumah. Keberanian Marcel Thee dalam mengeksplorasi berbagai genre menginspirasi saya untuk melangkah lebih jauh dalam menciptakan musik.

Proyek Strage Mountain dan Roman Catholic Skulls dari Marcel Thee juga memberikan inspirasi besar bagi saya. Kedua proyek ini mendorong saya untuk membentuk The Kiriks, sebuah proyek musik yang saya kerjakan dengan penuh semangat. Bahkan, saya sampai menelusuri label internasional yang merilis karya Strage Mountain dan Roman Catholic Skulls, berusaha memahami lebih dalam bagaimana proses kreatif di balik proyek-proyek tersebut.

Selain itu, pengaruh Marcel Thee meluas hingga ke jalur karier saya. Terinspirasi oleh dedikasi dan wawasan Marcel Thee, saya memutuskan untuk menjadi jurnalis selama empat tahun. Saya ingin mengikuti jejaknya dalam menyampaikan cerita dan inspirasi melalui tulisan. Bagi saya, Marcel Thee bukan hanya seorang musisi, tetapi juga seorang guru dan panutan dalam berkarya. Dedikasinya terhadap musik, kemampuannya untuk terus berinovasi dan keberaniannya dalam mengeksplorasi berbagai kemungkinan telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya.

Marcel Thee adalah contoh nyata bagaimana seorang musisi bisa memberikan pengaruh yang mendalam dan luas melalui karya-karyanya. Khususnya bagi saya sendiri. Bukan hanya sekadar hiburan, musik yang dihasilkannya mampu menggerakkan hati dan pikiran, mendorong orang lain untuk berani bermimpi dan berkarya. Bagi saya, Marcel Thee adalah sosok yang patut dihormati dan dijadikan teladan dalam perjalanan kreativitas dan eksplorasi musik.

Melalui musik dan dedikasinya, Marcel Thee telah mengajarkan saya banyak hal tentang keberanian, kreativitas dan semangat untuk mendorong kebaruan. Dia adalah guru yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mendorong saya untuk terus belajar dan berkembang. Bagi saya, dia akan selalu menjadi panutan dalam setiap langkah saya di dunia musik maupun jurnalisme. Sekarang, saya juga bercita-cita ingin menjadi separti ayahandanya yang terus produktif sepanjang usia dan menulis publikasi ilmiah bereputasi tingkat dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Playlist Lagu Masa-masa Mencari Pekerjaan

Morfem – Hey, Makan Tuh Gitar: Album Kedua Tetap Berenergi

The SIGIT – Detourn: Kembalinya Para Druids