Posts

Showing posts from September, 2013

Asangata – Rise of the Black Sheeps: Bebunyian yang Memabukkan

Image
Rise of the Black Sheeps   milik kolektif Jogja, Asangata ini menurut catatan telah dirilis pada Januari 2012. Namun, di tahun 2013, Sonic Funeral Record kembali merilis   Rise…   dalam bentuk kaset dan kode unduhannya di Bandcamp. Formasi Asangata dalam   Rise…   adalah Wednes Mandra, Pawitra Warda, dan Ki Prawirahardjana. Album ini memuat bebunyian yang sesuai tema album. Dengan bebunyian dari alam dan kebisingan yang memabukkan ini,   Rise…   dikategorikan sebagai “ world music ”. Bebunyian yang dipadukan dengan   local wisdom , budaya, dan kebiasaan masyarakat pada suatu daerah menjadikan bunyi tidak lagi sebagai hiburan buat kuping. Melainkan lebih jauh dari itu, dapat menjadi adikarya dari seniman yang membuatnya. Track   pertama berjudul “Angon, Surup” berisikan suara cempe (anak kambing) yang sedang digembala pemiliknya. Beberapa detik setelah suara kambing tersebut disusul bebunyian distorsi kotor—secara jelas ketika didengarkan menggunakan   headset .   Alangkah

Morfem – Hey, Makan Tuh Gitar: Album Kedua Tetap Berenergi

Image
Sangat puas ketika mendengarkan album mereka yang kedua ini. sebelumnya mereka telah merilis “Indonesia” pada tahun sebelumnya. Di tahun 2013 ini, mereka kembali menghadirkan kembali musik jalanan skill tinggi dengan komposisi lirik yang nyeleneh tapi keren. “Hey, Makan Tuh Gitar” adalah sebuah pembuktian kreativitas mereka yang tidak terhenti pada album “Indonesia”. Track-track yang memikat tersebut hampir semua ada dalam album ini. Berisikan 10 lagu dengan 1 buah musik instrumental ini memiliki energi besar dengan tingkat kepuasan maksimal dalam rilisan band tahun ini. Track seperti “180 Derajat” dan “Hey Tuan Botimen” menjelaskan tentang fenomena yang telah dialami pribadi dengan pemaparan lirik cerita yang menggelitik. Kenakalan khas anak muda meskipun mereka berusia ada yang 30-an, namun jiwa muda mereka telah tergambar oleh lirik yang menjadi daya tarik utamanya selain komposisi nada gitarnya. Selanjutnya ada “Senjakala Cerita” yang mengingatkan pada lagu “Konservatif” dar

Aurette And The Polska Seeking Carnival – Self Titled EP: Keceriaan Masa Muda

Image
Bagi anak muda, berekspresi merupakan salah satu kebutuhan untuk menyalurkan perasaannya. Bagi sekumpulan anak muda ini, Orete adalah bentuk dari kejeniusan genre musik yang cukup baru di Indonesia dengan mengonsepkan dalam bentuk musik karnaval. Konten album ini berisikan tujuh buah lagu dengan tema yang bermacam-macam dengan iringan musik akordion yang memikat. Bila membicarakan musik karnaval, asumsi kita biasanya langsung tertuju pada keceriaan, namun mereka dapat membawakannya sangat dewasa dan tidak kekanak-kanakan. Lagu dibuka oleh permainan musik yang akan menjadi patron album ini. Seeking Carnival ibarat mukadimah yang memikat walaupun tanpa lirik. Sebagai pengiring hari yang indah, lagu tanpa lirik ini didengarkan pada situasi apapun. Permainannya juga bersih, apalagi dengan akordion yang menembus ke seluruh suara alat musik yang ada, dan dimainkan secara sempurna. Selanjutnya, track kedua diisi oleh lagu berbahasa perancis yang mengalogikan cinta dan Pizza. Suara trum