Posts

Showing posts from December, 2013

BRNDLFEST – Cerita Mutasi Urban: 12 Tahun dan Tetap Berandalan

Image
B RNDLFEST   adalah sebuah acara untuk memperingati 12 tahunnya The Brandals. Acara ini cukup memuaskan karena berisi berbagai kegiatan seperti   photo exhibition, screening film , dan konser musik. Diselenggarakan di Rolling Stone Cafe, Jakarta pada 22 Desember 2013 mulai jam 3 sore sampai 11 malam,   BRNDLFEST   merupakan persembahan bagi masyarakat pada umumnya dan “Brigade Rock n Roll” pada khususnya. Acara tersebut juga berisi konferensi pers serta pemutaran perdana film dokumenter “liar”,   Marching Menuju Maut   karya Faesal Rizal. Sebelum diputarnya dokumenter, juga diputar sebuah video klip “Abrasi” yang menampilkan Morgue Vanguard (Homicide). Dokumenter   Marching Menuju Maut   memang murni dokumenter tentang perjalanan awal The Brandals yang dikemas apik dengan alur emosi yang luar biasa. Sepak terjang The Brandals tidak luput dari pilar utama   rockstar :   sex, drug, rock n roll   yang kental. Rencanannya, menurut Eka, dokumenter ini akan diedarkan dan dibuat   screen

Tigapagi – Roekmana’s Repertoire: Debut Album Cerdas dengan Konsep Repertoar

Image
Bukan suatu yang terlambat untuk mengulas debut album Tigapagi ini. Meski sudah rilis bertepatan hari G30S/PKI lalu, namun kekuatan musik   folk   mereka tak akan bosan ketika diputar selama satu jam lewat beberapa menit ini.   Roekmana’s Repertoire   menggunakan banyak metafora pada arti sebenarnya, seperti sebuah panggung sandiwara dari Roekmana. Perjalanan cerita yang kelam dengan konsep repertoar ini dapat menghanyutkan batin dan tetiba kita seakan hidup di awal ‘60-an. Pembawaan suasana musik   folk   yang terdengar klasik ini merepresentasikan kegundahan dan kekelaman pada era itu. Mendengarkan album ini tidak secara utuh mungkin akan menghilangkan jalan cerita yang terkonsep. Dengan dukungan beberapa musisi seperti Cholil Mahmud pada lagu “Pasir”, Aji Gergaji pada “Tertidur”, Ida Ayu Made Paramita Sarasvati pada “Erika”, dan Ade Paloh pada “Alang-alang” membuat album ini benar dibuat secara matang. Tigapagi tidak terburu-buru dalam merilis album dan terlihat sangat tersia

TENDOSTARS: Berontak dari Rasa Nyaman

Image
Tendostars adalah ben proyek terbaru dari Yuki Martawidjaja (vokal) beserta kawan lamanya di Pas Band, Richard Mutter (dram).   Sebenarnya ben ini telah diwacanakan sejak 2006 silam. Alasan jadwal masing-masing yang padat, Tendostars baru terealisasi akhir tahun ini bersama Dikdik “Aftercoma” (bas), Deni Mplay “Utopia” (gitar), dan DJ T3ori “Mobilderek”. Waktu yang lama akhirnya berbuah juga menjadi debut album ( self-titled , Reverse Recs). Musik yang diusung masih mewakili semangat ’90-an dengan nuansa lebih modern dan sentuhan elektronik.   Berisikan 7 lagu tentang perjalanan hidup, album ini dikemas unik dengan sampul depan berlubang dan desain retina yang mengintip. Nampaknya, Yuki dan kawan-kawan akan selalu mencari rumah yang terus membuatnya berkreasi. Tidak hanya berhenti di Pas Band yang telah mapan menjadi legenda musik Indonesia, mereka terus melawan agar tidak menjadi mapan, membusuk, dan mati. Terinspirasi perkataan mantan manager Pas Band, Denny MR, bahwa mus

280 Festival – Ash : Kedatangan Kedua Kalinya di Jakarta

Image
Sabtu, 23 November 2013 @ Lapangan D Senayan, Jakarta, Indonesia Ini adalah kali keduanya Ash konser di Jakarta, setelah 12 tahun silam mereka konser perdana di Jakarta. Mungkin yang tidak mengikuti konser Ash pada tahun 2001, bisa disimak wajah-wajah mereka ketika album Free All Angels, dan pastinya sekarang sudah tampak banyak berubah secara fisik. Meskipun sudah bukan terdiri dari personil yang berusia muda lagi, namun aksi panggung kali ini cukup membuat suasana panas di segelintir kerumunan malam itu. Acara yang diselenggarakan dari jam 3 ini, memang sebagian besar animo penonton tertuju pada Ash, meskipun band dari Indonesia sendiritidak bertujuan sebagai band pembuka. Perhelatan ini ditujukan untuk menunjukkan variasi musik yang lintas genre dalam satu festival, namun mungkin peninton berasumsi bahwa acara ini menjadikan Ash sebagai tujuan utama. Alhasil, lapangan D senayan tidak sepadat waktu pas Ash tampil. Padahal pengisi acaranya selain Ash juga memiliki kualitas yan