Tigapagi – Roekmana’s Repertoire: Debut Album Cerdas dengan Konsep Repertoar


Bukan suatu yang terlambat untuk mengulas debut album Tigapagi ini. Meski sudah rilis bertepatan hari G30S/PKI lalu, namun kekuatan musik folk mereka tak akan bosan ketika diputar selama satu jam lewat beberapa menit ini. Roekmana’s Repertoire menggunakan banyak metafora pada arti sebenarnya, seperti sebuah panggung sandiwara dari Roekmana. Perjalanan cerita yang kelam dengan konsep repertoar ini dapat menghanyutkan batin dan tetiba kita seakan hidup di awal ‘60-an. Pembawaan suasana musik folk yang terdengar klasik ini merepresentasikan kegundahan dan kekelaman pada era itu.
Mendengarkan album ini tidak secara utuh mungkin akan menghilangkan jalan cerita yang terkonsep. Dengan dukungan beberapa musisi seperti Cholil Mahmud pada lagu “Pasir”, Aji Gergaji pada “Tertidur”, Ida Ayu Made Paramita Sarasvati pada “Erika”, dan Ade Paloh pada “Alang-alang” membuat album ini benar dibuat secara matang. Tigapagi tidak terburu-buru dalam merilis album dan terlihat sangat tersiapkan cukup rapi mulai dari konten musik (terlihat dari string section, walau minimalis tapi detil), dukungan musisi, konsep dan kemasan album lebih gila lagi. Komposer untuk musik-musik pada lagu ini yang cerdas, bisa jadi album ini dibuat suatu pementasan teater suatu saat nanti.
“Alang-Alang”, “Erika”, dan “Tangan Hampa Kaki Telanjang” adalah nomor-nomor candu di album ini meskipun yang lain juga melengkapi bagian ini. Kekuatan vokal dan kekelamannya sangat terasa karena berbicara tentang kehilangan dan luka hati yang dalam. Sedangkan untuk lagu seperti “S(M)UNDA”, “Batu Tua”, “Sorrow Haunts”, dan lain-lain menjadi sebuah repertoar yang pada dasarnya jangan sampai terpisah satu dengan lainnya. Perjalanan seorang tokoh dalam album ini mungkin tidak hanya merepresentasikan tentang tokoh itu sendiri, namun sebuah nilai kemanusiaan.
Dari banyaknya kolektif folk yang pernah dirilis musiknya, Roekmana’s Repertoire yang menggunakan lirik eksistensialisme dosis tinggi namun dibawakan dengan balada yang manis. Selain itu yang membuat unik album ini adalah seluruh track saling terhubung tanpa putus. Nuansa kehidupan orang-orang komunis pada waktu itu terkonsep dalam lagu dan kemasan albumnya. Yang pasti, konsep repertoar dalam album ini cerdas sekali.

- See more at: http://jurnallica.com/writing/review/item/919-tigapagi-%E2%80%93-roekmana%E2%80%99s-repertoire-debut-album-cerdas-dengan-konsep-repertoar#.Ur-uI9IW09U

Comments

Popular posts from this blog

Playlist Lagu Masa-masa Mencari Pekerjaan

Morfem – Hey, Makan Tuh Gitar: Album Kedua Tetap Berenergi

The SIGIT – Detourn: Kembalinya Para Druids