Posts

Showing posts with the label review buku

REVIEW: Marketing 5.0: Teknologi untuk Kemanusiaan

Image
⭐⭐⭐⭐⭐ "Marketing 5.0: Teknologi untuk Kemanusiaan" karya Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan merupakan buku yang sangat relevan di era digital saat ini, menggabungkan konsep pemasaran tradisional dengan teknologi canggih untuk menciptakan pendekatan yang lebih manusiawi. Buku ini membahas bagaimana teknologi seperti AI, big data, dan Internet of Things (IoT) dapat digunakan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Para penulis menekankan bahwa meskipun teknologi memainkan peran yang semakin besar dalam pemasaran, inti dari pemasaran yang sukses tetap pada pemahaman mendalam tentang perilaku manusia dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen. Salah satu konsep utama dalam buku ini adalah "teknologi untuk kemanusiaan," yang menggarisbawahi pentingnya menggunakan teknologi tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran, tetapi juga untuk menciptakan pengalaman yang lebih bermakna bagi konsumen. Ini menc...

Review Buku "Behind The 8th Ball" karya Irfan Sembiring

Image
"Behind The 8th Ball" adalah sebuah buku yang ditulis oleh almarhum Irfan Sembiring, seorang figur penting dalam sejarah musik metal Indonesia. Buku ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan musik metal di tanah air, tetapi juga mengabadikan semangat, perjuangan, dan kisah inspiratif dari sang penulis yang juga merupakan aktor utama dalam cerita tersebut. Irfan Sembiring, yang dikenal luas sebagai pentolan band metal Rotor, menyajikan narasi yang kaya dan penuh warna tentang perjalanan musik metal di Indonesia. Buku ini membawa pembaca menelusuri lorong-lorong sejarah yang penuh dengan liku-liku dan dinamika yang menegangkan namun mengasyikkan. Dari mulai pembentukan band, perjuangan di tengah ketidakpastian, hingga meraih popularitas di kancah musik lokal dan internasional. Salah satu kekuatan utama buku ini terletak pada gaya penulisan Irfan Sembiring yang jenaka namun penuh makna. Irfan mampu mengolah kisah-kisah serius menjadi cerita yang menghibur tanpa mengurangi es...

MUSIKJAKARTA: Penawar Kerinduan Eksistensi Majalah Cetak

Image
“ MusikJakarta adalah sebuah jurnal yang mencoba merekam orang-orang yang hidup dari industri musik di Jakarta, kota tempat saya, John Navid dan teman-teman dari Binatang Press tinggal dan berkarya. ” – Felix Dass dalam sebuah kata pengantar Jurnal MusikJakarta Issue 01 . Sebelumnya, saya lebih senang menyebut MusikJakarta sebagai majalah. Karena selain ‘majalah’ merupakan sebuah istilah yang biasa saya ucapkan, memang secara personal MusikJakarta bagi saya telah menjadi penawar kerinduan atas eksistensi majalah musik cetak yang dulu pernah berjaya. Walau pada pada faktanya saat ini masih ada majalah musik cetak yang tetap konsisten terbit. Pada era usia saya belasan dan dua puluh tahunan, majalah merupakan salah satu sumber informasi yang intens dikonsumsi. Setelah tahun 2015, konsumsi saya atas majalah cetak menjadi menurun. Beberapa majalah musik yang biasa saya beli, satu per satu telah tutup. Memang, perkembangan zaman dan teknologi sulit untuk dilawan. Kehadiran arti...

Elevation Books Menerbitkan Buku Kedua Seri C-45: Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta karya Aris Setyawan

Image
Setelah menerbitkan buku pertamanya Pias: Kumpulan Tulisan Seni dan Budaya pada 2017 silam, di bulan Maret 2020 ini penulis, etnomusikolog, dan musikus Aris Setyawan menerbitkan buku keduanya bertajuk Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta . Buku kedua Aris ini diterbitkan oleh Elevation Books, penerbit buku independen yang juga satu grup dengan label musik independen dengan nama Elevation Records.             Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta merupakan buku kedua dari seri C-45 yang diterbitkan oleh Elevation Books. Diambil dari nama salah satu jenis kaset pita magnetik, Seri C-45 merupakan terbitan Elevation Books yang fokus membahas sebuah album musik penuh (LP) secara komprehensif. Terbitan pertama seri C-45 ini adalah buku Demi Masa, Kapsul Waktu dan Nostalgia Radikal karya Fajar Nugraha. Di buku itu Fajar mengupas tuntas album Demi Masa milik rapper kawakan Herry “Ucok” Sutresna alias Morgue Vanguard dan ...

Buku Partitur Happy Coda

Image
Setelah merilis album Happy Coda pada situs YesNoWave, Frau merilis musik fisiknya dalam bentuk lembar partitur. Seperti yang telah dijelaskan pada buku ini bahwa pada jaman dahulu, sebelum ada media rekam, orang-orang mengonsumsi rilisan musisi dalam bentuk partitur. Frau sepertinya ingin melakukan hal serupa, agar semua orang dapat memainkan musiknya tersebut. Sesuatu yang jarang di Indonesia, Frau merilis karyanya dalam bentuk buku partitur berisi not-not balok dari 8 lagunya. Perilisan buku partitur Happy Coda ini layak diapresiasi karena wujud kreatifitas dalam mempublikasikan karya musik. Dengan kata pengantar oleh Felix Dass dan sekapur sirih dari Leilani Hermiasih, buku ini layak dimiliki bagi penggemar Frau. Hanya sebatas 300 kopi saja buku ini dijual. (mungkin) Menjadi pionir perilisan musik dalam bentuk lembar partitur yang nantinya diikuti oleh musisi-musisi lainnya. Suatu bentuk kreatifitas yang patut diapresiasi.

Based on a True Story: Labirin Perjalanan Pure Saturday dan Pengaruhnya

Image
Sejujurnya, saya telat mengenal Pure Saturday (PS). Setelah lagu “Kosong” tercantum dalam sebuah majalah musik   franchise   edisi “150 Lagu Terbaik Indonesia”, saya langsung mencari lagu tersebut dan mengunduh video klipnya. Kesan pertama saya saat itu adalah bahwa lagu itu memiliki intro yang terus menempel di kepala. Dengan visualisasi efek redup dan bayang-bayang membuat ben ini saya rasa sangat indie pada waktu itu.   Pasti pembuatan video klipnya dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan ben-ben   rock   medio ’90-an. Tapi entah mengapa terdapat nuansa “muda” dalam lagu “Kosong” dan video klip yang dibuat sederhana tersebut dengan aura The Cure yang cukup kental. Saya baru mengikuti PS saat album   Grey   tahun 2012 kemarin. Karena sebelumnya saya memang kenal dengan lagu-lagu mereka setelah berkenal dengan kawan-kawan kampus yang sering menonton konser mereka dan mengabadikannya dalam   footage .   Maka, dari itu saya mera...

Tangga Menuju Surga

Image
Sekilas Tentang Buku Tangga Menuju Surga Stairway to Heaven diilhami dari lagu milik band Inggris, Led Zeppelin yang sangat disukai oleh penulis. Alasan pemakaian judul ini adalah bahwa penulis melihat jika lagu ini memiliki dampak besar bagi masyarakat. Berbagai tafsiran atas lagu ini muncul berbeda-beda di berbagai kalangan masyarakat. Bisa dikatakan, intepretasi atas lagu ini merangsang masyarakat untuk menganalisisnya secara kritis. Dan penulis menganggap bahwa lagu ini merupakan salah satu lagu yang memiliki nilai sosio-musikologi yang tinggi. Sosio-musikologi adalah istilah yang diciptakan penulis sebagai adanya hal-hal yang berkaitan dengan musik yang dianalisa dengan perspektif sosiologis atau pengalaman sosiologis. Sosio-musikologis juga berarti dampak dari adanya musik tertentu ataupun hal-hal yang berkaitan dengan musik. Tidak bisa dipungkiri memang, banyak pengalaman manusia bisa diceritakan dengan adanya musik. buku ini bisa dipesan melalui admin@nulisbuku.com dengan...

Catatan Petualangan Idealis Taufiq Rahman Mencari Rock n Roll

Image
Pertama kali melihat cover buku hitam yang ditaburi tulisan kata-kata berwarna putih dan ada yang berwarna merah ini kesan ‘berat’ langsung saya lontarkan pada buku Taufiq Rahman ini. Melihat di sampul buku yang di dalamnya terpanpang kata Syd Barret, Pink Floyd, Lollapalooza dan kurt Cobain saya sudah menduga kalau buku ini bercerita tentang musik-musik dan gejalanya yang biasa Taufiq Rahman analsisa di jakartabeat.net . Akan tetapi setelah dilihat secara sekssama ada kata Syeh Siti Jenar, Sundel Bolong, Mahasiswa, dan Danau Michigan yang saya tebak adalah kisah perjalanan dan pengalamannya dalam penulisan buku ini. Kebetulan setelah bergabung dalam member jakartabeat.net pada awal puasa 2012, saya merasa senang akhirnya bisa bergabung dengan komunitas kajian mendalam tentang musik, film, dan gagasan-gagasan ini. Setelah bergabung, saya masih beradaptasi dengan forum member dan cara penggunaannya yang masih asing. Saat itu, saya selalu dipandu oleh salah satu admin JB (bukan...