Based on a True Story: Labirin Perjalanan Pure Saturday dan Pengaruhnya
Sejujurnya, saya telat mengenal Pure
Saturday (PS). Setelah lagu “Kosong” tercantum dalam sebuah majalah musik franchise edisi “150 Lagu Terbaik Indonesia”, saya langsung mencari lagu
tersebut dan mengunduh video klipnya. Kesan pertama saya saat itu adalah bahwa
lagu itu memiliki intro yang terus menempel di kepala. Dengan visualisasi efek
redup dan bayang-bayang membuat ben ini saya rasa sangat indie pada waktu itu. Pasti pembuatan video klipnya dengan biaya relatif murah dibandingkan
dengan ben-ben rock medio ’90-an. Tapi entah
mengapa terdapat nuansa “muda” dalam lagu “Kosong” dan video klip yang dibuat
sederhana tersebut dengan aura The Cure yang cukup kental.
Saya baru mengikuti
PS saat album Grey tahun 2012 kemarin. Karena
sebelumnya saya memang kenal dengan lagu-lagu mereka setelah berkenal dengan
kawan-kawan kampus yang sering menonton konser mereka dan mengabadikannya dalam footage. Maka, dari itu saya
merasa cukup telat jika baru mengenal PS yang fenomenal ini. Tapi, tak apalah.
Toh, saya juga masih muda. Maka, saya sangat berterimakasih kepada bung Pry
yang telah mengirimkan buku Based on a
True Story ini di tempat tinggal saya di Kendal, Jawa
tengah.
Buku dengan packaging menarik sehingga sangat nikmat
dibaca. Jenis kertas dan desain buku sungguh menggugah selera sehingga buku
setebal 230 halaman ini terkesan sangat eksklusif. Sang penulis Idhar Resmadi
membawakan secara mengalir dan mudah dicerna. Pemaparan dengan kutipan dari
berbagai media massa kala itu membuat pembaca dibawa ke era dimana PS berdiri,
gaya hidup mereka, dan bagaimana reaksi masyarakat melihat sosok PS. Penulis
juga melakukan pendekatan intens terhadap personil PS dan kawan-kawannya untuk
mendeskripsikan hal-hal terkait sejarah PS. Dan ini sangatlah komprehensif.
Dengan membaca buku ini, kita bisa tahu lika-liku salah satu ben pionir britpop tanah air yang memiliki pengaruh luar biasa terhadap musik saat
ini.
Mulai musik yang
mereka mainkan, keinginan menciptakan lagu sendiri, cara peredaran album yang
unik pada waktu itu, bentrok antara jadwal ben dan kuliah, hingga terjebak
dalam labirin kegalauan masing-masing personilnya. Hal itu semua sangatlah
bernuansa “muda” karena saat ini pun anak muda juga merasakan apa yang personil
PS rasakan. Berkat konsistensi dan kecintaannya terhadap musik, maka mereka
bisa melanjutkan karir bermusik hingga sekarang.
Saya juga menjadi
tahu dari pemaparan cerita jika sebelum vokalis Iyo tersebut terdapat seorang
vokalis yang kharismatik. Saya bisa merasakan berapa keinginan penyampaian isi
hati lewat lagu hingga melumuri setiap nuansa dalam album perdana mereka.
Berisikan hal-hal yang sangat “muda” dengan krisis identitas yang begitu besar.
Tema album yang direkam dan didistribusikan secara independen itulah bukti
kebebasan mereka dan keinginan bermusik yang besar. Hal-hal yang mereka lakukan
tersebut adalah pionir untuk inspirasi bagi generasi mendatang. Pola-pola hidup
mereka akan terus relevan sampai kapanpun bagi orang-orang yang sedang dalam
masa krisis identitas.
Buku ini berisikan 8
bab. Pada bab awal, “Gudang Coklat” menceritakan hikayat PS yang ternyata
dahulu memiliki nama Tambal Band. Hidup mereka sebagian besar berdekatan; dari
pertemanan sampai membentuk sebuah ben. Sampai kuliah mereka terus bermain ben
dan membuat basecamp sendiri yang diberi nama
“Gudang Coklat”. Dari situlah sejarah mereka secara masif terbentuk. Sampai
terdapat sebuah kompetisi yang membuat mereka harus berganti nama menjadi Pure
Saturday.
Lingkungan dan
sahabat-sahabat PS juga sebagian besar merupakan musisi-musisi berpengaruh. Hal
ini juga menunjukkan bahwa PS adalah hasil dari interaksi dan komunikasi
seniman-seniman jenius di Indonesia. Kejeniusan mereka tidak diragukan lagi
sebagai kumpulan musisi dengan skill bermusik yang harmonis satu sama lainnya. Kesuksesan di album
pertama karena cara peredarannya mengadopsi apa yang dilakukan Pas Band, yakni
pengedaran kaset melalui majalah Hai, dan itu
berhasil. Sampai akhirnya mereka bisa teken kontrak dengan Aquarius untuk album Utopia, dimana album ini kegamangan dan labirin yang besar melanda hidup
mereka.
Mereka mengalami
kekalutan hidup terkait melanjutkan ben atau kuliah. Semuanya terasa tidak
jelas, bahkan keuntungan yang didapatkan dari album Utopia tidak sesuai yang dibayangkan. Hal ini membuat kondisi mereka
menjadi tidak jelas dan membuat personil sibuk kembali dengan urusan
masing-masing. Sampai munculnya The Jonis sebagai proyek baru untuk mengisi
kevakuman PS. Cerita yang menarik adalah ketika manajer PS, Ambar ingin
berfokus kuliah terlebih dulu hingga posisi digantikan Iyo—yang pernah menjadi
vokalis The Jonis. Keadaan kurang kondusif untuk ben ketika Suar memutuskan
berfokus ke pekerjaannya di perusahaan minyak internasional. Hal ini membuat
kekosongan vokalis digantikan Iyo yang menjadi manajer ben. Meskipun Suar sudah
sibuk dengan pekerjaannya, dia masih tetap berkontribusi pada lahirnya album
ketiga, Elora dengan vokalis Iyo.
Keadaan setelah Elora makin memburuk setelah Iyo
sempat dikeluarkan dari PS. Masalah yang datang kepada Iyo menjadi beban
tersendiri bagi dia, namun siapa lagi yang bisa menggantikan posisi vokalis
selain Iyo ini. Tekanan karena sering dibanding-bandingakan dengan Suar kerap
membuat Iyo bimbang. Namun, setelah perjalanan waktu dan pengertian dari
masing-masing personil PS lah yang kembali memposisikan Iyo sebagai vokalis.
Menurut saya pribadi, meskipun Suar memiliki kharisma yang kuat pada saat album
PS pertama dan kedua, akan tetapi mereka harus berevolusi. Dibuktikannya pada
album Grey yang eksploratif dengan
kejeniusan sound bersama vokalis Iyo dan itu
sangat luar biasa.
Tak disangka, setelah
membaca buku Based on a True Story mengindikasikan bahwa konsistensi PS untuk membuat karya sangatlah
besar. Meskipun digantikannya sosok vokalis yang berkharisma, akhirnya dengan
tekad dan keinginan yang kuat dan vokalis Iyo, PS tetap menghasilkan karya yang
berkualitas pula. Tidak heran jika ben ini memiliki banyak pengaruh bagi musik
Indonesia karena independensinya yang luar biasa. Selama dua dekade ini mereka
masih membuat karya apik dengan labirin permasalahan yang pelik dan semuanya
dapat diselesaikan karena persahabatan mereka sendiri
Sumber:
http://jurnallica.com/writing/review/item/875-based-on-a-true-story-labirin-perjalanan-pure-saturday-dan-pengaruhnya#sthash.0HUoZJqZ.dpuf
Comments
Post a Comment