Morfem – Hey, Makan Tuh Gitar: Album Kedua Tetap Berenergi


Sangat puas ketika mendengarkan album mereka yang kedua ini. sebelumnya mereka telah merilis “Indonesia” pada tahun sebelumnya. Di tahun 2013 ini, mereka kembali menghadirkan kembali musik jalanan skill tinggi dengan komposisi lirik yang nyeleneh tapi keren. “Hey, Makan Tuh Gitar” adalah sebuah pembuktian kreativitas mereka yang tidak terhenti pada album “Indonesia”. Track-track yang memikat tersebut hampir semua ada dalam album ini. Berisikan 10 lagu dengan 1 buah musik instrumental ini memiliki energi besar dengan tingkat kepuasan maksimal dalam rilisan band tahun ini.
Track seperti “180 Derajat” dan “Hey Tuan Botimen” menjelaskan tentang fenomena yang telah dialami pribadi dengan pemaparan lirik cerita yang menggelitik. Kenakalan khas anak muda meskipun mereka berusia ada yang 30-an, namun jiwa muda mereka telah tergambar oleh lirik yang menjadi daya tarik utamanya selain komposisi nada gitarnya. Selanjutnya ada “Senjakala Cerita” yang mengingatkan pada lagu “Konservatif” dari The Adams yang liriknya juga dibuat oleh Jimmy. Bercerita tentang perempuan yang sedang didatangi teman laki-lakinya sampai larut malam.
Pada “Legenda Berbalut Ngeri” dengan nada gitar yang khas yang saling mengisi dengan vokal Jimmy. Sepertinya memang antara Pandu dan Jimmy ini ibarat Keith Richard dan Mick Jagger, komposisi nada gitar dan vokal sangat berjalan beriringan saling mengisi. Diteruskan oleh musik instrumental dengan suara efek-efek yang diujicoba secara eksperimental, dalam “Era Gelap Sirna”. Kemudian cerita tentang langganan hujan menahun yang menjadi inspirasi menulis lagu terdapat pada “Hujan Kunjungi Kami”. Banyak musisi yang menggunakan hujan dan banjir sebagai pengalaman yang dituangkan dalam bentuk lagu. Namun tidak ada yang lebih nge-rock daripada lagu ini. hanya Benyamin S. Mungkin yang bercerita tentang lingkungan dengan nada bercerita tapi karyanya menjadi begitu fenomenal. Jimmy sepertinya mewarisi kemampuan bertutur yang sangat ikonik dalam lirik-liriknya, meskipun vokalnya dibuat nyeleneh.
Cerita tentang anak jalanan juga menjadi konten pada album ini. “Bocah Cadel Lampu Merah” adalah bukti  kepekaan besar yang dapat dituangkan dalam lagu. Menceritakan tentang kebiasaan anak kecil yang sudah tinggal di jalanan, dengan genjrengan gitar akustik di awal yang terdengar nyaman. Pemanfaatan anak yang dari meminta, menjadi berlatih, bermain gitar dan bernyanyi dengan kosakata cadelnya tersebut dipaparkan secara sistematis. Selain itu, penekanan di akhir pada orang tuanya ternyata yang memperkerjakannya.

“Berlagak Gila” merupakan lagu ugal-ugalan yang memacu adrenalin kembali di tengah-tengah album ini. Pada “Seka Ingusmu” menceritakan tentang seseorang yang terlalu berlagak di depan, namun hanya untuk terlihat cemerlang saja. Selanjutnya, entah kenapa setelah mendengar awal lagu dari “Cerdas dan Taktis” ini mengingatkan pada lagu “Jajan Rock” milik Harlan Boer di EP dia yang kedua. Album ini kemudian ditutup oleh lagu “Jalan Darat (Antiboring)” yang menceritakan tentang pengalaman-pengalaman mereka selama melakukan tour konser di berbagai kota. Dari Solo, Semarang, Malang, bersama dengan band-band rekan-rekan mereka melakukan perjalanan darat yang penuh cerita. Dibandingkan dengan perjalanan udara, perjalanan darat lebih dapat memberikan suasana kebersamaan dan cerita-cerita bersama kawan-kawan. Hingga suatu saat nanti, mereka siap melakukan konser ke kotamu.

Comments

Popular posts from this blog

Playlist Lagu Masa-masa Mencari Pekerjaan

The SIGIT – Detourn: Kembalinya Para Druids

Seringai – Taring