Album Perdana Lemon Tree’s Anno ’69 “Nadia & Atmospheer” Dirilis Ulang Dalam Format Piringan Hitam
Therockjournals - Jakarta: Perayaan bagi musik Indonesia lama dan evergreen semakin ramai. Semakin banyak album-album klasik yang dirilis ulang dalam format piringan hitam. Harry Roesli, Iwan Fals atau Fariz R.M. adalah nama yang “hip” dan memang sudah banyak dirayakan dalam proyek-proyek reissue yang kini memang semakin ramai.
“Mereka adalah nama-nama besar yang pasti akan mendapat sambutan yang hangat dan luas. Kami di Elevation Records dan Bravo Musik mengambil jalan yang sedikit berbeda, a less well-worn path,” kata Elevation Records melalui rilisnya yang diterima Therockjournals, Jumat (12/03/2021).
Menurut Elevation
Records, Gombloh begitu besar pada zamannya, namun karena dia dari Surabaya dan
jauh dari pusat upaya peng-canon-an musik Indonesia, tidak banyak lagi
yang membicarakannya ketika membicarakan musik pop Indonesia. Padahal ada
begitu banyak album yang monumental dan berpengaruh, mulai dari Nadia &
Atmospheer, Kebyar & Kebyar, Sekar Mayang, yang berbahasa Jawa hingga
album Live Gila, yang baru saja Elevation Records rilis ulang dalam
format vinyl.
“Sejak merilis ulang album Live Gila kami mendapatkan semangat baru
untuk lebih dalam menggali musik sang maestro dan menemukan begitu luasnya samudra
musik Gombloh. Kami kemudian memutuskan untuk merilis ulang album pertama Nadia
& Atmospheer. Secara musikalitas, aransemen dan tema, album ini yang
paling ambisius dan kompleks. Namun duplikasi awal sangat buruk, pelan dengan
spektrum stereo yang agak kabur, membuatnya sulit dinikmati dengan segala macam
nuansanya. Dengan master tape yang disediakan oleh Bravo Musik kami memulai
proses remastering, yang dikerjakan oleh Hamzah Kusbinyanto. Pagi ini test
pressing kami terima dan semua warna menjadi cerah dan kaleidoskopik,” imbuh
Elevation Records.
Elevation Records menambahkan, sampul asli album ini, dalam format kaset yang dirilis pertama oleh Indra Records, melalui imprint Golden Hand, begitu dahsyat menyimpan beragam makna. Elevation Records sempat ragu dengan apakah perlu direka ulang. Desainer Aditia Wardhana, yang sebelumnya mengerjakan sampul album Rotor Behind the 8th Ball, melakukan pekerjaan yang hampir mustahil itu, dan hasilnya luar biasa. Orang-orang di Hypgnosis mugkin akan bertepuk tangan.
“Secara teknis tidak mudah melakukan proses reissue “Nadia dan Atmospheer,” namun justru di situlah kami semakin bersemangat. Semuanya adalah labor of love. Kami sempat dengar ada label asing yang berniat melakukannya baru-baru ini. Tapi kami sudah memulainya terlebih dahulu. Ini adalah album kedua dari proyek rilis ulang trilogi musik Gombloh.” pungkas Elevation Records.
Comments
Post a Comment