Rayhan Sudrajat – Cosmology Fantasy: Eksplorasi, Eksperimen, dan Harmoni



Cosmology Fantasy merupakan album penuh kedua Rayhan Sudrajat yang sarat akan hasrat eksplorasi tanpa batas terhadap musik. Album berisi 12 lagu ini tidak hanya menampilkan sentuhan pop dan rock saja, tetapifolk dan sound yang terdengar postrock jaman sekarang khas Britania Raya. Rayhan memang senang bereksplorasi dan serius terhadap musik-musiknya. Sehingga produktifitas selama 3 tahun terakhir ini cukup tinggi dengan pembuktian 6 album mini dan 1 album penuh.
Sedang Cosmology Fantasy dapat dikatakan eksplorasi mendalam secara detil dengan penambahan instrumen alat musik dan lirik dibandingkan rilisan sebelumnya. Lagu megah “Grahita Kalandara” menjadi mukadimah album. Biasanya kita mendengar lagu dengan vokal di depan dan klimaks permainan instrumen di belakang. “Grahita Kalandra” ini berbeda, karena mengawali dengan hantaman instrumen musik yang penuh semangat menampilkan kemampuan musisi lain selain Rayhan. Lagu ini sangat layak dijadikan single dan cukup menunjukkan semangat dalam albumnya.
Lagu kedua “In the Course of Shamanizing” dengan perpaduan harmonisasi yang apik. Cukup membawa relaksasi meskipun hanya berdurasi 1 menitan. Kemudian single “Fish & Water” yang berkolaborasi dengan Tazkya membuat variasi vokal tidak hanya didominasi Rayhan. Nuansa berubah menjadi sedikit melankolis dan bahagia ketika “they flow away captured by a morning ray, moving ahead with no fear, just like you and I” dinyanyikan bersama. Selanjutnya disusul lagu akustik manis “Sweaty Downstream” yang dibalut gitar secara harmonis bersahut-sahutan saling mengisi dan suara seruling yang menambah ketenangan.
“Sendiri” menjadi salah satu single album dimana Rayhan hanya bermain sebuah gitar akustik, tapi nuansa personalnya juga terasa. Hal ini membuat dia layak menjadi penyanyi solo juga disamping sebagai anggota ben Cathuspatha. Selanjutnya, lagu “Syaraf Jemari di Dalam Diri” dengan instrumen dram yang cukup dinamis menjadi variasi menarik bagi album ini. Bisa dikatakan pengisi dram Cosmology Fantasy memiliki skill untuk mengisi kekosongan harmoni yang tidak bisa digantikan oleh gitar.
“Dreamy Land (Cyanea Capilata)” memiliki nuansa emosi yang paling kuat di antara semua lagu. Sepertinya Rayhan puas terhadap luapan vokal yang diiringi dominasi gitar akustik ini. Coba dengarkan sampai akhir suara vokal panjang dan terkadang sampai serak. Benar-benar puas. Berikutnya “Roti”, lagu dengan lirik lucu yang spontanitas dan improvisasi tinggi. “We’ll Always Know” kembali berkolaborasi dengan Tazkya setelah didengarkan vokal Rayhan di lagu sebelumnya yang cukup lelah. Lagu ini merupakan salah satu yang cocok dijadikan sebagai pengantar tidur, dan itu berhasil. Seperti balada pop di Amerika era ’70-an yang sering diputar di radio-radio lokal.
Lagu “Descent, Echoing, Wandering” berisi harmonisasi gitar, piano, dram, dan suara gemuruh seperti stik dram dengan perpaduan yang cukup menenangkan. Dengan tingkat klimaks lagu cukup memberikan semangat menjelang akhir album. Pada lagu “Tempat Pembuangan Akhir” memiliki nilai lirik yang filosofis klasik dengan musik bernuansa rock dengan permainan dram yang kembali menunjukkanskillnya. Vokal Rayhan juga berubah yang bermula melankolis, anak rumahan, diidolakan perempuan, sampai sekarang menjadi preman berandalan. Lagu ini pada dasarnya berdurasi 2 menitan saja tapi ada penambahan sound dari lagu asli yang dimainkan secara backward namun tetap harmonis dalam eksplorasinya. Album ini ditutup secara akustik dari lagu sebelumnya yang berjudul “We’ll Always Know” dengan vokal Rayhan sendirian yang diiringi gitar akustik membuatnya lebih minimalis dibandingkan versi sebelumnya.
Cosmology Fantasy menunjukkan bahwa Rayhan sangat mencintai musik-musiknya. Selain itu, dia juga sangat excited terhadap musik-musik lain, sehingga kreatifitasnya memiliki produktifitas tinggi. Seperti konsep album ini, yaitu kebebasan eksplorasi dengan eksperimen lebih mendalam tanpa meninggalkan harmoni di dalamnya.

Comments

Popular posts from this blog

Playlist Lagu Masa-masa Mencari Pekerjaan

The SIGIT – Detourn: Kembalinya Para Druids

Seringai – Taring