20 Album Indonesia Terbaik Tahun 2020
Wabah coronavirus
disease (Covid-19) yang melanda dunia telah meluluhlantahkan berbagai
sektor. Termasuk sektor hiburan yang di dalamnya terdapat pertunjukan musik. Sampai
sekarang, tidak bisa diprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Pertunjukan
musik yang identik dengan kerumunan seperti konser tatap muka hampir semuanya
dibatasi di seluruh dunia. Alasan utamanya adalah supaya penyebaran Covid-19
tidak meluas di masyarakat. Alternatif lainnya untuk pertunjukan musik adalah
dengan menyelenggarakan konser streaming via internet.
Diprediksi, pandemi tidak akan usai satu sampai dua tahun
lagi. Masih belum ada prediksi yang tepat kapan pandemi ini akan berakhir. Ini
adalah kondisi baru yang terjadi secara global. Masyarakat dituntut untuk
menerapkan pola hidup yang serba digital. Begitu pula dalam hal pertunjukan musik.
Lalu, apakah kondisi seperti sekarang ini akan membuat kreativitas musisi
menurun? Kami pun tak tahu pasti. Yang jelas, walaupun keadaan serba terbatas
dan terbelenggu seperti sekarang ini, nyatanya masih muncul album musik di
Indonesia yang bernas nan keren.
Therockjournals mencoba merangkum 20 album musik Indonesia
yang rilis di sepanjang tahun 2020. Banyak hal yang mengejutkan di album-album
ini. Banyak materi dan tema segar yang terasa melebihi ekspektasi, pada album
yang dirilis saat pagebluk ini. Intinya, melalui album-album pandemi ini,
kreatifitas musisi tidak sirna. Simak album dan mini album pilihan kami ini
beserta deskripsi/testimoni singkatnya. Syukur jika ada yang sepaham dan tidak
masalah apabila berbeda pendapat. Terima kasih tahun 2020 atas musik-musik dari
artis Indonesia yang luar biasa.
20. Mamang Kesbor – Album Terbaik di Tata Surya
Kami selalu suka dengan album yang bertema out of the box.
Mardial alias Mamang Kesbor ini kelewat keren saat menampilkan kepiawaiannya
dalam mengemas tema-tema humor yang relevan terhadap gaya hidup anak muda masa
kini. “Amer” dan “Emo Night” adalah track yang memamerkan potret nyata
kehidupan anak muda yang sungguh menggelitik. Bila lagu bertema serius akan
terasa bosan bila diputar ratusan kali, nampaknya “Album Terbaik di Tata Surya”
cenderung akan timeless. Tak hanya itu, cara perilisan album ini juga senada
dengan isi album ini yang tak biasa yaitu via situs dewasa Pornhub. Overall ini
adalah album yang keren!
19. Godsigma – Sajama Cut
Sajama Cut adalah legenda band indie rock asal Jakarta yang
identik dengan lirik bahasa Inggrisnya yang teruantai brilian di atas rata-rata
musisi Indonesia. Sang frontman Marcel Thee merupakan penulis lirik bahasa
Inggris yang handal. Sedangkan album Hobgoblin (2015) adalah karya terbesarnya
menurut kami. Kami berani bilang, bila Hobgoblin rilis di tahun 2020, dia akan
menjadi album dengan peringkat pertama dalam daftar ini. Sedangkan Godsigma
adalah sesuatu yang kembali ke asal mereka. Sajama Cut menyanyikan lagi lagu
berbahasa Indonesia dengan tumpahan dan struktur lirik yang sulit ditemui
padanannya di musik Indonesia. Ditambah lagi racikan musik yang lebih membumi
dan tetap manis untuk diputar di segala situasi. Bagi kami, Godsigma semacam
leburan antara Apologia dan kelir audio The Osaka Journals dengan dengan
kepribadian yang lebih dewasa.
18. Rollfast – Garatuba
Band rock eklektik asal Denpasar, Garatuba merilis album yang
sarat akan kritik sosial di pulau dewata yang terpapar kapitalisme akut. Aura
psikedelik yang meruang di track-tracknya adalah amunisi utama yang
membangkitkan kekuatan liriknya. Tak hanya itu, leburan dengan nada dan budaya
khas Bali juga memperkaya album psikedelik rock ini. Kemuakan atas glorifikasi
pariwisata dan budaya konsumtif yang membumi adalah salah satu tema menarik di
album ini. Kita perlu berterima kasih kepada Rollfast atas hadirnya “Garatuba”
di saat pandemi Covid-19. Kehadiran mereka yang penuh eksperimentasi dari sisi
musik dan lirik adalah catatan yang akan kami tunggu aksi panggungnya saat
pandemi ini telah sirna.
17. Bars of Death – Morbid Funk
Sebagian besar dari kita pasti akan menganggap album ini
sebagai momen nostalgia dengan kolektif Homicide yang telah lama bubar. Tidak
ada salahnya jika anda melakukan hal tersebut, pasalnya gaya penulisan rima
Ucok dkk memang sangat khas, jadi sulit untuk membedakan. Hal yang membedakan adalah
eksperimentasi dan nuansa lagu yang lebih berwarna ketimbang Homicide yang
cenderung muram. Album ini adalah serpihan karya-karya Bars of Death yang
pernah dirilis selama berkarir, walau pada akhirnya mereka bubar sebelum Morbid
Funk ini rilis. Boleh dikatakan ini adalah sebuah antologi opini berbalut sonik
yang cenderung lebih mutakhir. Bagi kami, Morbid Funk adalah sebuah reruntuhan artefak candi beserta prasasti
yang dulunya tidak pernah sampai tuntas dibangun.
16. Ras Muhamad – Satryo
Hal yang saya percaya dari Ras Muhamad adalah karya-karyanya
yang selalu luar biasa serta kaya dalam segala hal. Sejarah dunia, kebudayaan
dan hasrat perjuangannya begitu terasa. Ras Muhamad menghasilkan album reggae
yang selalu membangkitkan dan mencerahkan. Di album teranyarnya yang bertajuk
Satryo ini, Ras Muhamad mengangkat tema spiritualitas dan islam yang
dikombinasikan dengan akar budaya reggae. Hasilnya sangat mengagumkan. Album
yang dirilis oleh label asal Jerman, Oneness Records ini punya warna nada yang
beragam karena dihasilkan dengan berbagai alat musik dari budaya Jawa dan Arab.
Falsafah sufisme sangat kental dalam album yang dipadu dengan kebudayaan reggae
telah menghasilkan terobosan yang sangat berhasil. Dalam track “Pistol
Parabellum”, Ras Muhamad berkata “Sering kubilang reggae itu budaya, bukan
sebatas genre ataupun busana, Kingston
Jamaika jangan dilupakan, Karena one love
bukan sekedar ucapan”. Jelas, Ras Muhamad adalah sang pencerah reggae di
Indonesia.
15. Solipsism – Pamungkas
Rizki Rahmahadian Pamungkas atau biasa Pamungkas adalah sosok
nama besar yang akan berpengaruh di musik Indonesia pada dekade 2020-an. Di
penghujung dekade 2010-an dia datang dengan mega hits ‘To The Bone’ yang
diputar di mana-mana. Saat ini, proses kreatifnya terus berlanjut bahkan
semakin tak terhenti. Pamungkas hadir dengan album melankolis yang berkisah
tentang seputar romansa dan kehidupan pribadinya. Tak heran apabila album ini
dinamakan Solipsism yang mengangat perspektif ke”aku”an dalam narasinya.
Untaian pengalaman pribadi yang dikawinkan dengan musik pop yang meneduhkan,
adalah bahan bakar utama Pamungkas dalam karyanya. Nyatanya, respon publik
begitu antusias dengan karya-karya Pamungkas ini, terutama pada Solipsism yang
dapat ditafsirkan secara kontekstual oleh siapapun. Album Solipsism ini membuat
Pamungkas semakin dikenal lagi sebagai solois yang sangat diperhitungkan di
Indonesia, bahkan di Asia.
14. Raja Kirik – Rampokan
Menurut kami, Indonesia adalah gudangnya musik eksperimental
dunia. Banyak dari rilisan eksperimental dari artis lokal kita yang telah
melalng buana ke penuru bumi. Dari sekian banyak seniman musik eksperimental
yang ada, Raja Kirik adalah nama yang tak boleh luput disebut. Raja Kirik di
album keduanya ini, Rampokan, meleburkan elemen nusantara yang endemik dengan
nuansa industrial dam tentu saja avant-garde. Secara sonic, album ini kental
dengan nuansa perlawanan yang berakar dari kebudayaan lokal. Nuansa ritualistik
dengan kepercayaan lokal animisme dan dinamisme merasuk dalam dentuman
artifisial modern.
13. .Feast – Uang Muka
Banyak hal yang unik dan baru bila kita dengar mini album
.Feast, Uang Muka di tahun 2020 ini. Pertama, karya yang dihasilkan adalah dari
masing-masing personil yang membuat perspektifnya menjadi beragam. Kedua, lirik
yang biasanya menjadi corak Baskara cukup tak tampak, digantikan lirik lugas
yang apa adanya. Ketiga, ini adalah mini album yang tentunya 100% .Feast
lantaran dikerjakan secara merata dan terlihat demokratis. Walau EP ini tak
sekuat amarahnya bila dibandingkan pada EP Beberapa Orang Memaafkan (BOM), Uang
Muka tetap impresif dengan konsep dan tema album yang jelas. Bukan .Feast
namanya jika tak ada keresahan di dalamnya.
12. Sal Priadi – Berhati
Saat ini, musik pop sentuhan Sal Priadi adalah anomali dalam
arus keseragaman yang begitu-begitu saja. Album debut yang berjudul “Berhati”
akan membuat pendengar suka atau tidak suka dengan karakter Sal Priadi
seutuhnya, apa adanya. Banyak nada-nada dan eksperimen yang ganjil serta tidak
biasa. Sal pun membawa musiknya campur aduk tanpa bisa tertebak arahnya, namun
justru membuat pendengar semakin penasaran apa yang ada di dalam kecamuk
pikirannya. Di album Berhati, Sal sangat berani dengan materi pop-nya yang
tidak sekedar pop. Jika ada penyanyi pop eksperimental, itulah Sal Priadi.
11. Misteria - Goodnight Electric
Misteria adalah babak baru dari Goodnight Electric. Mereka
terdengar ingin sekali keluar dari zona nyaman. Terbukti dari lagu-lagunya yang
kini berbahasa Indonesia dengan aransemen musik yang lebih kaya serta beragam. Tidak
hanya itu, tambahan personil membuat album ini menjadi berbeda apabila
dibandingkan album sebelumnya. Kedelapan lagu di dalamnya terasa memuaskan
secara musik dan aransemennya. Ada yang ceria da nada pula yang gelap.
Ternyata, lagu berbahasa Indonesia mereka sama bagusnya dengan yang berbahasa
Inggris di album sebelumnya. Menurut kami, penantian panjang akan album baru
dari Goodnight Electric selama 13 tahun, kini terbayar tuntas. Puas.
10. BAPAK – Miasma Tahun Asu
Walaupun tengah terkungkung pandemi, musisi lokal ternyata
banyak yang berani berksperimentasi terhadap musik-musiknya. Salah satunya
BAPAK yang memberikan suguhan yang ‘jarang’ dan cenderung anomali pada saat
itu. Eksperimentasi yang polanya ganjil dan sulit ditebak adalah racikan
utamanya. Hasil garapan dari skill dan imajinasi para personilnya perlu
diapresiasi.
9. Can't Speak English – Ramengvrl
Can't Speak English merupakan album perdana Ramengvrl yang
akan membuat pendengar jauh memahami lebih dalam tentang sosoknya beserta isi
pikirannya. Keberadaan album ini tentunya akan sangat esensial di tahun 2020.
Banyak batasan-batasan yang berhasil dilampaui oleh Ramengvrl sehingga mampu
menghasilkan album sekeren ini. Tak hanya itu, kolaborasi yang padat lintas
negara inilah yang tentu juga menjadi nilai plus.
8. Dead Pepaya (V/A) – Moda Ekuator
Ini adalah album yang penting bagi perkembangan skena musik
eksperimental di Indonesia. Terutama pada pasca dekade 2010-an.
7. Persembahan dari Masa Lalu - Romantic Echoes
Mendengarkan proyek solo dari vokalis band Pijar ini serasa
kita di bawa ke era album ‘Badai Pasti Berlalu’ tahun 1977. J. Alfredo dengan moniker
Romantic Echoes membawa musik pop yang mengalun enak, mendayu dengan nuansa
psychedelic di ruang-ruangnya. Dengan karakter gayanya yang kuat seperti Nick
Cave, Romantic Echoes adalah pendatang baru dengan konsep musik yang matang.
Kami juga lebih senang membandingkan Romantic Echoes pada album ‘Persembahan
dari Masa Lalu’ ini dengan aura penyanyi legendaris Chrisye, karena ada
sentuhan dan nuansa yang serupa di antara keduanya. Yang jelas, album ini
karakternya sangat jelas dengan benang merah yang bisa kita pahami. Setelah
Hindia, Romantic Echoes adalah proyek solo yang perlu diantisipasi kedepannya.
Potensinya sangat besar sehingga pesonanya terus akan menyebar.
6. Senyawa / Stephen O’Malley – Bima Sakti
Mendengarkan Bima Sakti seperti merasakan musik scoring
untuk fim kolosal pemujaan dewa-dewa dan kehidupan di luar angkasa gubahan Hans
Zimmer. Ada nuansa kabut fiksi lokal yang kental dan tentu pula ada frekuensi
ilmiah dalam getaran soniknya. “Dewi Hera, Part 1” misalnya, yang terasa unsur
kebudayaan lokal yang akulturasikan dengan efek drone Sun O))). Berkat kerja
sama dengan gitaris/produser Stephen O’Malley dari Sunn O))), kini warna
Senyawa menjadi berbeda. Biasanya Senyawa yang dominan dengan instrumen petikan
dan cabikan bamboo wukir, kini ada kelir yang berbeda. Sedangkan “Bintang
Gemintang” dan “Hakikat Kabut” akan membawa pendengar mengawang di gelapnya
angkasa sambil dihantui alien. Album berisi enam lagu ini sangat cocok apabila
anda menyukai musik drone metal yang dieksperimentalkan lagi.
5. Stars and Rabbit – Rainbow Aisle
Stars and Rabbit terbukti tak pernah gagal dalam merilis
karya. Walau di album ini telah terjadi pergantian personil, namun citra Stars
and Rabbit tak luntur. Dengan bergabungnya Didit Saad, justru ada nuansa yang
cukup berbeda dibandingkan album sebelumnya. Album ini menjadi perkenalan atas
babak baru Stars and Rabbit. Berhasil? Tentu saja!
4. Nadin Amizah - “Selamat Ulang Tahun”
Album yang ditulis secara personal dan dinyayikan sendiri
akan punya daya pikat tersendiri. Liriknya begitu mendalam dengan kisah yang
kuat. Seperti halnya pada album ini. Kami menjadi merasa lebih dekat dengan problematika
seorang Nadin Amizah melalui debut albumnya yang berjudul “Selamat Ulang
Tahun”. Ini adalah album yang sangat kompletatif karena berisi curahan hati
seorang manusia yang sedang memasuki usia dewasa. Menurut kami, ini akan
menjadi album yang everlasting pada dekade 2020 ini. Mungkin juga akan selalu
relevan dengan setiap individu dengan perasaan yang peka dan rapuh bahwa
menjadi dewasa tidak melulu hingar binger. Banyak sisi sensitive yang
terkandung di dalamnya. Melalui untaian narasi yang mudah merasap dalam hati, Nadin
bercerita serta membuka diri.
3. Vandal - Joe Million
Sulit dijelaskan dengan kata-kata yang lumrah. Karena
kata-kata yang tak biasa sudah diambil semua di album ini. Ini adalah sebuah album
yang keren.
2. Hondo - The Hike
to Kamadela
Lima bintang untuk album ini.
1. NIKI - Moonchild
Album ini semakin mengukuhkan eksistensi NIKI di kancah
musik dunia. Getaran vokalnya semakin akrab di telinga khalayak global. Di
album ini NIKI terdengar semakin matang dan menjelma menjadi diva kebanggan
asia. Kompleksitas antara bakat, produksi yang bagus dan pesonanya di album ini
telah membuat NIKI semakin bersinar. Moonchild adalah album paling paripurna di
tahun 2020.
Comments
Post a Comment